Rabu, 22 Mei 2013

Riwayat Sidharta Gautama


Nama : Ida Zubaedah
Kls : P.A B 4
Tugas : Responding Paper Buddhisem
1.      Riwayat Sidharta Gautama
a)      Kehidupan sang Buddha
Buddha Gautama dilahirkan dari rahim dewi Mahayana sekitar tahun 560 S.M. di taman Lumbini di kerajaan Kapilawastu, India Utara, sekitar 100 mil dari Benares. Ayahnya, Suddhodana, adalah seorang raja kecil yang berasal dari dan memerintah suku Sakya. Ketika Buddha dilahirkan, wilayah India masih terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang menguasai masyarakat dalam bidang sosial politik maupun moral keagamaan. waktu itu India juga belum memiliki kesatuan bahasa. Reaksi antara lain muncul dalam bentuk aliran Carvaka yang jelas-jelas menentang kaum brahmana dan beranggapan bahwa yang ada hanya jagad (loka) ini tidak ada sesuatupun di atas atau sesudahnya sehingga sering disebut lokayata.
Dalam situasi seperti itulah Buddha Gautama dilahirkan, dibesarkan, mencari makna hidup dan mengembangkan penemuannya dalam masyarakat. Kelahiran Buddha sebagai manusia, sebagaimana digambarkan dalam naskah-naskah Mahayana, diliputi berbagai legenda yang melambangkan akan mengandung bermimpi ada gajah putih yang masuk ke dalam perutnya. Siddharta Gautama sendri konon dilahirkan dengan berdiri tanpa ternoda oleh darah dan langsung dapat berjalan sejauh tujuh langkah; pada setiap bekas telapak kakinya tersembul bunga teratai, dean pada langkah yang ke tujuh ia berhenti dan memperlihatkan kebesarannya. Dikisahkan pula bahwa pada waktu iua lahir, dunia diliputi dengan dengan cahaya terang benderang. Orang-orang buta sangat berhasrat menyaksikan kegemilangannya yang segera tiba, sehingga mereka dapat melihat kembali, orang-orang tuli dan bisu menjadi mampu berbicara tentang hal-hal yang akan datang, dan orang-orang yang cacat menjadi normal kembali. Para tawanan terlepas dari rantai yang mebelenggu mereka, dan nyali api neraka padam. Bahkan,kekejaman binatang buas hilang disaat kedamaian tengah meliputi seluruh bumi. Hanya Mara, si jahat, yang tidak bergembira.[1]
Setelah melalui proses kelahiran yang penuh dongeng keajaiban itu, Siddharta Gautama kemudian menjalani hidup sebagai putra raja Suddhodana di Kapilawastu sampai ia mencapai pencerahan. Seluruh kehidupannya, secara garis besar dibagi atas empet periode, yaitu :
a)      Sebagai pangeran Siddharta di istana Kapilawastu
b)      Sebagai pertapa Gautama
c)      Periode mendapat penerangan tertinggi dan menjadi Buddha; dan
d)     Periode mengajarkan dharma

b)      Mendapatkan penerangan Tertinggi : menjadi Buddha
Setelah Buddha menempuh cara yang disaranya dapat membawanya kepada apa yang dicarinya selama ini, pada suatu malam di bulan waisak, ketika bulan sedang penuh, di tepi sungai Neranjara, Gautama duduk mengheningkan cipta di bawa pohon Assattha, yang di kemudaian hari dikenal sebagIa pohon Bodhi.
Setelah duduk melakukan meditasi semacam itu, Gautama berturut-turut mendapatkan pengetahuan tertinggi, yaitu :
1)      Pengetahuan tentang kehidupan dan proses kelahiran yang terdahulu, atau pengetahuan tentang kelahiran kembali ( pubbenivasanussati )
2)      Pengetahuan dari mata dewa atau mata batin ( dibacakkhu )
3)      Pengetahuan bahwa timbul dan lenyapnya bentuk-bentuk dari berbagai macam kehidupan, yang baik maupun yang buruk, tergantung dari perbuatan masing-masing ( cuti upapatana )
4)      Pengetahuan tentang padamnya semua kecenderungan ( asvakkhayanana ) dan menghilangkan ketidak-tahuan ( avidya )
Dengan pengetahuan yang dicapainya tersebut, pertapa Gautama telah mencapai penerangan yang sempurna, pengetahuan yang sejati dan kebebasan batin yang sempurna. Dia telah mendapat jawaban teka-teki kehidupan yang dicarinya selama ini, dengan pengertian penuh yang tercantum dalam empat ‘kesunyataan mulia’, yaitu :
a.       Penderitaan
b.      Sumber penderitaan
c.       Lenyapnya penderitaan dan
d.      Delapan jalan utama yang menuju lenyapnya penderitaan[2]

c)      Mengajarkan Dharma

Ketika sang Buddha merenungkan kepada siapa darma ini harus diajarkan pertaman kali, ia teringat kedua gurunnya yang mula-mula, yaitu Arda Kalma dan Rudraka Ramaputra. Tetapi keduanya telah meninggal dunia. ia bermaksud mengajarkannya kepada kelima muridnya dulu ketika ia masih menjadi pertapa Gautama. 
Karena itu ia kemudian pergi ke Benares, yang jauhnya sekitar 150 mil dari tempat dia memperoleh pencerahan, untuk menemui bekas murid-muridnya itu. Peristiwa di atas mempunyai arti sangat penting dalam agama Buddha, dan disebut dengan dharma cakra pravartana sutra atau pemutaran roda dharma, yang selalu diperingati setiap tahun oleh penganut Buddha.

2.      Pengertian Buddha, Dharma, Triratna
a)      Buddha
Berasal dari kata sansekerta budh berarti menjadi sadar, kesadaran sepenuhnya; bijaksana, di kenal, diketahui, mengamati, mematuhi. Hyang Buddha yang berdasarkan sejarah bernama Shkyamuni pendiri Agama Buddha. Hyang Buddha yang berdasarkan waktu kosmik[3] ada banyak sekali dimulai dari Dipankara Buddha.

b)      Dharma
Hukum kebenaran, Agama, hal, hal-hal apa saja yang mengenai agama Buddha. Berhubungan dengan ajaran agama Buddha sebagai agama yang sempurnah.
Dharma mengandung 4 (empat) makna utama :
1.      Doktrin
2.      Hak, keadilan, kebenaran
3.      Kondisi
4.      Barang yang kelihatan atau phenomena
Buddha Dharma adalah suatu ajaran yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan pandangan terang yang dapat membebaskan manusia dari kesesatan atau kegelapan batin dan penderitaan disebabkan ketidakpuasan, buddha Dharma meliputi unsur-unsur agama, kebaktian, filosofis psikologi, falsafah, kebatinan, metafisika, tata susial, etika, dan sebagainya. Tripitaka Mahayana termasuk dalam Buddha Dharma.
c)      Tri Ratna
Seorang yang telah menjadi umat Buddha bila ia menerima dan mengucapkan Tri Ratna (Skt) atau tiga mustika (Ind) yang berarti Buddha, Dharma, Sangha. Pada saat sembahyang atau kebaktian didepan altar Hyang Buddha. Tri Ratna secara lengkap diucapkan dengan tenang dan khusu sampai tiga kali atau disebut Trisarana. Tri sarana adalah sebagai berikut :
Bahasa sansekerta :
Buddha Saranang Gacchami
Dharmang Saranang Gacchami
Sanghang Saranang Gacchami

 Dwipang Buddhang Saranang Gacchami
Dwipang Dharmang Saranang Gacchami
Dwipang Sanghang Saranang Gacchami

Tripanang Buddhang Saranang Gacchami
Tripinang Dharmang Saranang Gacchami
Tripinang Sanghang Saranang Gacchami

Bahasa Indonesia :
Aku berlindung kepada Buddha
Aku berlindung kepada Dharma
Aku berlindung kepada Sangha

Kedua kali Berlindung kepada Buddha
Kedua kali Berlindung kepada Dharma
Kedua kali Berlindung kepada Sangha

Ketiga kali Berlindung kepada Buddha
Ketiga kali Berlindung kepada Dharma
Ketiga kali Berlindung kepada Sangha
3.      Pengertian Sadha dan Panca Sadha ( keyakinan )
A.    Keyakianan terhadap Adi Buddha
Sang Hyang Adi Buddha adalah Tuhan yang maha Esa ( swayambu lokananta’ / pelindung dunia) yang berkedudukan di Nirwana dan’Anista Buwana’ ( alam di atas alam semesta ). Istilah Adi Buddha di gunakan di pulau Jawa ( Indonesia , Nepal, dan Tibet berasal dari Mahayana di Benggala. Di Nepal dikenal juga Adinata yang berarti pelindung utama (pelindung jagad yang tidak dilahirkan).[4]
Teology Agama Buddha Indonesia Sanghayang Adi buddha adalah ‘merupakan  “sesuatu’ yang maha sakti, maha mengetahui, maha Agung yang dalam suasana Samadhi telah menyebabkan terwujudnya alam semesta dengan segala isinya. Adi Buddha telah menjadi 3 wujud :
1)      Dhayani Buddha (sukma Buddha)
2)      Dhayani Bodhisatwa (ego sang Buddha)
3)      Manusia Buddha
B.     Keyakinan terhadap Buddha, Bodhisatwa & Arahat
Perbedaan antara Arahat dan Bodhisatwa adalah, Arahat : mendapatkan pencerahan dan kebebasan bagi diri sendiri.
Bodhisatwa : ingin menolong semua makhluk dan membawa mereka menuju pencerahan sepenuhnya.
            Di dalam Mahayan timbul ajaran “banyak Buddha”, (mitlogis), dan dijabarkan dari ajaran tentang Lima Skandha, atau Lima unsur penyusun hidup manusia, yaitu :
Ø  Rupa (tubuh)
Ø  Wedana (perasaan)
Ø  Samjna (pengamatan)
Ø  Samskara (kehendak, keinginan)
Ø  Wijnana (kesadaran)
Ajaran tersebut di terapkan oleh diri Buddha sendiri.


DAFTAR PUSTAKA
Suwarto, Buddha Dharma Mahayan. Yogyakarta : Majelis Agama Buddha Mahayan Indonesia, 1995.
Jr. Honig, Dr. A.G. Ilmu Agam. PT. BPK Gunung Mulia : Jakarta, 2009
Ali, Mukti.H. A. Agama-agama di Dunia. IAIN Sunan Kali Jaga : Yogyakarta, 1988
Swarnasanti. E. Riwayat Hidup Buddha Gautama. Pustaka karaniya : Jakarta, 2007



[1] Mukti, Ali, Agama-agama di Dunia, (Yogyakarta : IAIN Sunan Kali Jaga, 1988), hlm. 106
[2] Honig, Ilmu Agama, ( Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2009 )
[3] Waktu kosmik adalah kalpa, satu kalpa adalah suatu periode waktu yang sangat lampu yaitu 4326 juta tahun.
[4] Honig, Ilmu Agama, ( Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2009 )

0 komentar:

Posting Komentar

Poll

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Download

Entri Populer